Sabtu, 26 Maret 2011

GAJAH MADA


Judul Karya Resensi
Judul                     : Gajah Mada
Jenis                      : Fiksi
Penulis                  : Langit Kresna Hariadi
Penerbit               : Tiga Serangkai
Tebal                     : 582 halaman (tidak termasuk cover dan kata pengantar)

Novel fiksi sejarah yang mendobrak dunia sastra ini sangat memukau. Bagaimana tidak, dengan munculnya buku ini berbagai novel sejarah mulai bermunculan. Novel yang akan membuat anda tertipu dan bertanya-tanya apakan ini benar terjadi ataukah hanya karangan semata. Pelumuran studi dan literature yang membahas tentang buku ini menjadi ciri khas dan kekuatannya sekaligus.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Gajah Mada dengan pasukan bayangkara yang hendak menyelamatkan raja dari pemberontakan Rakrian Dharmaputra Winehsuka yang dipimpin oleh Ra Kuti. Intrik politik serta adu kekuatan taktik dan strategi mewarnai perjalanan Gajah Mada dan pasukannya, mulai dari perang tanding, perang terbuka (Garuda Layang, Cakrayubha, Supit Urang atau Perang Brubuh) bahkan kekuatan telik sandi digambarkan secara lugas dalam buku ini sampai dengan istilah-istilah ketentaraan pada zaman Majapahit -pun digambarkan dengan jelas dan gamblang.
Hampir tanpa celah kesalahan dalam novel ini kecuali beberapa penggunaan istilah-istilah zaman dahulu yang kurang mengena maknanya apabila digunakan dalam hal-hal tertentu, juga sangat terlihat dibeberapa istilah penulis sepertinya ragu akan arti dari istilah tersebut. Akan tetapi semua hal itu tidaklah mempengaruhi esensi dan alur cerita yang ada. Anda wajib menjadikan buku ini sebagai bahan bacaan dan koleksi karena buku ini dapat membuat imajinasi anda lebih berkembang dan tentunya menikmati ketegangan yang ada dalam cerita tersebut, sebab anda tidak hanya membaca tapi anda akan dibawa menjadi lakon dan pelaku dalam cerita tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/

Minggu, 20 Maret 2011

PENGERTIAN RESENSI, TIMBANGAN PUSTAKA, DAN TIMBANGAN BUKU

Saryono (1997:56) menjelaskan Pengertian Resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.

Timbangan pustaka adalah menimbang atau menilai hasil-hasil penelitian yang telah Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, Perbedaan karangan ragam standart dan non standart. Resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku secara tertulis yang mengemukakan pendapat seseorang tentang baik buruknya buku ditinjau dari berbagai sudut. Resensi dapat dilakukan oleh siapa saja.

Timbangan buku sama dengan kritik buku yaitu pertimbangan atau pendapat tentang baik buruk sebuah karya yang dapat di sampaikan secara tertulis maupun lisan oleh siapa saja. Bedah buku adalah pembicaraan mengenai buku dengan melibatkan beberapa orang atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh atau bahkan pengarangnya sendiri ikut terlibat. Pendapat atau penilaian tentang buku yang dibedah dapat disimpulkan lebih obyektif karena berdasarkan pendapat umum.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/

http://winarti135.blogspot.com/

Sabtu, 12 Maret 2011

Indirect Speech

Indirect Speech adalah kalimat tak langsung, yaitu kalimat yang dikatakan olehh orang lain (mungkin di tempat dan waktu yang berbeda) berdasarkan apa yang dikatakan langsung oleh penutur pertama. “Indirect Speech” disebut juga reported speech atau quoted speech.

1. Dalam indirect speech, “the past continuous tense” yang digunakan dengan when clause tidak mengalami perubahan.
2. Dalam British English, penulisan tanda kutip menggunakan tanda kutip satu (‘ ‘), sedangkan dalam American English, penulisannya menggunakan tanda kutip dua (“ “).
3. ‘should’ yang digunakan dengan I dan We (British) mempunyai arti akan bukan sebaliknya.
‘should’ berubah menjadi would dalam indirect speech.
Contoh:
He said that he would be happya) He said, ‘ I should be happy.’
b) He said, ‘I shall be happy.’ He said that he would be happy

4. Untuk suatu pernyataan yang benar secara universal. Kita dapat menggunakan the simple
present tense da dalam noun clause.
Contoh:
a) He said that the sun rises in the east.
b) He said that the sun rose in the east.

5. Jika introductory verb atau kata kerja dalam klausa utama dalam bentuk the simple present,
the present perfect atau the dimple future tense, maka dalam indirect speech tidak mengalami perubahan.
Contoh:
a) He says that he is trying to work carefully.
b) She has said that she will never be late again
Sumber : http://englishcreation.blogspot.com/2009/06/indirect-speech.html