Minggu, 28 November 2010

Model Pengamblilan Keputusan

Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:
1. Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alasan ekonomis dan bersifat lebih rasional.
2. Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya
3. Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonimis rasional dan psikologis.
Proses sederhana pengambilan keputusan melalui tiga tahap.
Input ( Pengaruh Eksternal)

Process ( Pengambilan Keputusan Konsumen)

Output ( Prilaku Setelah Keputusan )
INPUT :
1. Usaha Pemasaran Perusahaan
o Produk
o Promosi
o Harga
o Saluran Distribusi
1. Lingkungan Sosio Budaya
• Keluarga
• Sumber informasi
• Sumber nonkomersial lain
• Kelas social
• Subbudaya dan budaya
PROCESS terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan
1. Faktor Psikologis
o Motivasi
o Persepsi’Pengetahuan
o Kepribadian
o Sikap
2. Pengenalan kebutuhan, penyelidikan sebelum pembelian, evaluasi terhadap kebutuhan.
3. Pengalaman. Dalam prakteknya, bisa berasal dari OUTPUT dan mempengaruhi factor psikologis dalam process.
OUTPUT:
1. Pembelian
o Percobaan
o Pembelian ulang
Evaluasi setelah pembelian. Ini akan menjadi kontribusi penting dalam unsure pengalaman di tahap process, yang pada akhirnya akan mempengaruhi factor psikologis dalam proses pengambilan keputusan berikutnya.
Sumber : http://consumerbehaviour.blogsome.com/2007/09/07/model-pengambilan-keputusan/

Perilaku konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
Aplikasi
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

Rabu, 24 November 2010

Antara Minuman Kaleng , Sepatu Karet Dan Iklan

Cuaca panas, pusink duduk kuliah, macet di jalan, tugas numpuk, kerjaan rumah nunggu. Hualah sempurnalah hari ini, kondisi gini paling enak minuman dingin x.....
Stop bang....!!! Udah waktunya angkot berhenti tepat didepan sasaran, sebuah mini market menjadi pilihan utama untuk belanja sekaleng minuman dingin. Ya.. itung-itung sekalian belanja numpang nguadem getoch loh....
Langsung bergerak menuju target utama rak minuman dingin yang maknyos, belum sampe rasanya sudah terasa minuman dingin itu mengalir dalam tenggorokan, dibukanya kaleng crak lalu ditubruk kaleng itu sruput.... cek... ah... hilang sudah dahaga daku. Ups ternyata hanya hayalan hampir saja ditabrak itu rak penuh dengan makanan ringan karena asik dengan lamunan sendiri!!!
Tiba didepan rak minuman kaleng terasa begitu sueger, haduh udara ceeler dari rak minuman menerpa sepoi-sepoi. Gubrak pas saya lihat buanyak sekali jenisnya yang mana harus saya beli, masalahnya semua begitu menggiurkan sulit untuk tidak memboyong semuanya. Tapi..., menggiurkan sih menggiurkan tapi kan kantong gak mendukung sebab tadi dananya sudah lenyap untuk biaya print, jilid dll dah yg sangkutannya sama kuliah.
Dalam hati langsung berkata “inilah saatnya pembuktian teori ekonomi masalah pemasaran”, cluing cluing cluing langsung saya teliti dan mempertanyakan mau minuman kaleng seperti apa saya saat ini, trus kira-kira tipe konsumen seperti apakah saya sebenernya!!!???
Otak langsung muter maklum mahasiswi cerdas cumload getoch loch!!! Ada dua tipe pengenalan kebutuhan oleh konsumen:
Pertama: Tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan.
Kedua: tipe keadaan yang diinginkan, dimana bagi mereka keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakkan sebuah keinginan.
Deuh cerdas tenan saya ya... hihi... padahal cepet-cepet muter tas ngeluarin foto copyan yang baru dikasih ma dosen!!!
Ok mulai mengenal kebutuhan apa saya, kalou liat berdasarkan teori tadi saya dapet menarik kesimpulan bahwa yang pertama kurang pas buat saya. Ada beberapa minuman kaleng yang gak bisa ngilangin dahaga sebab yang ini isinya dikit, yang itu males malah tambah bikin aus, sebelah sono mahal bianget juragan.... so udah berkurang apa yang abdi mao, tinggal sisa beberapa jenis doank. Alasan pertama tendang!!!!!
Sekarang pake alesan kedua, pada intinya konsumen menginginkan sesuatu yang belom pernah dirasakan. Nah ketemu.... ada beberapa yang keliatannya uenak n sueger banget, kenapa saya bilang enak karena pas dirasa n pas dikantong buat saya...... coba saya cermati lagi ternyata hanya ada satu produk yang paling cocok tuk saya...
Langsung sabet juragan...... cepet-cepet ke kasir dengan harapan bisa minum nie minuman kaleng!!! Yah... dasar nasib antri pula di kasir terpaksa menahan keinginan,Lagi buru-buru tiba-tiba mata saya kaya dibetot, weih... cling cling cling ntu sepatu cakep beneur, biasa penyakit cw gatel rasanya kalo liat barang bagus kaga diliat n pegang, malah kalo bisa langsung boyong ke rumah!!!
Pas saya samperin ternyata sepatu karet ie... cute bgt modelnya.... langsung pake insting cw aduk-aduk cari yang pas n sreg di hati.... nah ketemu langsung sabet bayar pake duit apa kek yang penting beli dlu urusan belakangan!!!
Habisnya gimana lagi, pas abdi sampe didepan corner ntu sepatu dipajang famplet gede-gede big sale sepatu karet untuk kesehatan dengan model trendi,,,,, udah getoch pas baru masuk pas saya sampe corner sepatu langsung dikasih katalog produk sepatu karet lagi dengan bumbu-bumbu manis didalamnya, langsung tergiur deh tanpa pikir-pikir lagi kaya beli minuman kaleng langsung boyong....
Hah.... sampe dirumah langsung masuk kamar nyalahin AC cepet-cepet buka kantong plastik, crak bunyi minuman kaleng dibuka, srupuuuuuuuuuuut nikmatnya. Sambil minum liat ntu sepatu karet yang abdi beli tadi, maknyos buanget dah ah.
Lagi enak-enaknya tiba-tiba saya tersadar, walah-walah koq saya beli minuman kaleng pake proses gini gitu sedangkan beli sepatu karet langsung sabet tanpa pikir panjang lagi. Nie semua gara-gara katalog n famplet alias iklan yang dipasang lebar-lebar... huft nyesel dana tugas ludes gara-gara sepatu karet....