Selasa, 20 Desember 2011

Pandangan Etika Terhadap Praktek Bisnis Yang Curang

Didalam dunia bisnis tidak jarang berlaku kansep tujuan menghalalkan segala cara untuk mendapapatkan keuntungan sebanyak mungkin bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi mencapai suatu tujuan. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan malah sebaliknya, semakin hari malah semakin meningkat.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktifitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis pada masyarakat tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya. Baik etika antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat baik hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Salah satu contoh sederhana pedagang es dawet karna ingin mendapatkan keuntungan yang lebih maka pedagang es dawet membuat tampilan dawetnya dengan tampilan semenarik mengkin dengan cara memberikan beraneka warna pada dawet tersebut guna menarik konsumen, yang menjadi masalah adalah pedagang es dawet memberikan pewarna pada dawetnya bukan dengan pewarna dari daun suji atau pewarna yang layak untuk di konsumsi (pewarna makanan) tetapi menggunakan pewarna tekstil dengan biaya yang murah maka mereka akan mendapat keuntungan yang lebih. Pewarna tekstil mempunyai bahaya, bahaya jangka pendek diantaranya sakit perut, mual, muntah,dan tekanan darah rendah sedangkan bahaya jangka panjang adalah kangker. Tentu saja hal ini sangat merugikan konsumen.
Solusi untuk mengatasi masalah ini, konsumen harus lebih teliti dalam membeli makan atau minuman. Biasanya ciri-ciri dari es dawet yang menggunakan pewarna tekstil ini adalah warna yang berpendar atau mencolok ada rasa getir atau pahit. Padahal jika benar-benar menggunakan pewarna dari daun suji atau pewarna makanan warnanya tidak mencolok akan lebih pudar dan rasanya juga tidak pahit.
Peran pemerintah juga sangat penting dalam pengawasan mutu dan keamanan pangan karena untuk melindungi konsumen dari para pedagang-pedagang curang yang hanya memikirkan kentungan sebanyak mungkin tanpa memperdulikan keselamatan konsumen.
Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatianan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan memberikan kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.

Minggu, 30 Oktober 2011

Pentingnya Etika Dalam Dunia Bisnis

Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal-pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat
bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi.
Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak
memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga. Perilaku etik penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1.Perspektif Makro.
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu:
(a) Hak memiliki dan mengelola properti swasta,
(b) Kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa,
(c) Ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa.

Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis makro :
a) Penyogokan atau suap
Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasa memilih dengan cara mempengaruhi pengambil keputusan.
b) Coercive act
Mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis.
c) Deceptive information
d) Pecurian dan penggelapan
e) Unfair discrimination.

2. Perspektif Bisnis Mikro
Dalam Iingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam Iingkup mikro terdapat rantai relasi di mana supplier,perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik. Standar moral merupakan tolok ukur etika bisnis. Dimensi etik merupakan dasar kajian dalam pengambilan keputusan. Etika bisnis cenderung berfokus pada etika terapan daripada etika normatif.
Dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etik dalam pengambilan keputusan, yaitu:
(1) Prinsip konsekuensi(Principle of Consequentialist)
adalah konsep etika yang berfokus pada konsekuensi
pengambilan keputusan. Artinya keputusan dinilai etik atau tidak berdasarkan
konsekuensi (dampak) keputusan tersebut;

(2) Prinsip tidak konsekuensi (Principle of Nonconsequentialist)
adalah terdiri dari rangkaian peraturan yang digunakan
sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan etik dan berdasarkan alasan
bukan akibat, antara lain:
(a) Prinsip Hak
yaitu menjamin hak asasi manusia yang
berhubungan dengan kewajiban untuk tidak saling melanggar hak orang lain;

(b) Prinsip Keadilan
yaitu keadilan yang biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran, dan kesamaan.

Sumber : http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5308221231.pdf

Minggu, 09 Oktober 2011

Manfaat Menerapkan Etika Bisnis Bagi Perusahaan

Etika dibutuhkan dalam bisnis ketika manusia mulai menyadari bahwa kemajuan dalam bidang bisnis justru telah menyebabkan manusia semakin tersisih nilai-nilai kemanusiaannya (humanistic). Sehingga, di kalangan pelaku bisnis muncul mitos bahwa bisnis adalah bisnis. Bisnis hanyalah mengabdi pada keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented). Dalam kaitan ini Richard T De George (1986) menyebutnya sebagai mitos bisnis amoral. Telah bergulir suatu image, bahwa bisnis tidak boleh (jangan) dicampuradukkan dengan moral.
Karena tuntutan publik dan hukum itulah, maka bisnis saat ini harus memberlakukan “being ethical and social responsibility”. Dengan berlaku etis dan mempunyai tanggung jawab sosial, bisnis akan langgeng dan akan terjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya. Pelanggan akan membeli produk sebuah perusahaan yang mempunyai reputasi terbaik dalam tanggung jawab sosial bilamana kualitas, pelayanan, dan harga sama di antara para pesaing.
Etika bisnis mempunyai pengaruh lebih luas daripada peraturan formal. Melanggar atau melupakan masalah etika akan menghancurkan kepercayaan. Kegiatan untuk mencari etika bisnis tersebut menyangkut empat macam kegiatan, yaitu:
1. Menerapkan prinsip-prinsip etika umum pada khususnya atau praktek-praktek khusus dalam bisnis menyangkut apa yang dinamakan meta-etika.
2. Menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta sistem ekonomi suatu negara pada khususnya.
3. Meluas melampaui bidang etika
4. Menelaah teori ekonomi dan organisasi.
Seperti yang kita ketahui bahwa dunia etika adalah dunia filsafat, nilai dan moral. Sedangkan dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika berkenaan dengan persoalan baik atau buruk, sedangkan bisnis adalah dunia konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya moral senantiasa bersifat positif atau mencari kebaikan. Dengan demikian sikap dan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh semua orang yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap dan perbuatan yang seperti itu tidak akan menghasilkan situsai “win-lose”, tetapi akan menghasilkan situasi “win-win”.
Apabila moral adalah nilai yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesutau, maka etika adalah rambu-rambu atau patokan yang ditentukan oleh pelaku atau kelompoknya. Karena moral bersumber pada budaya masyarakat, maka moral dunia usaha nasional tidak bisa berbeda dengan moral bangsanya. Moral pembangunan haruslah juga menjadi moral bisnis pengusaha Indonesia.
Selain itu, etika bisnis juga membatasi keuntungan, sebatas tidak merugikan masyarakat. Kewajaran merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa diupayakan.
Etika bisnis bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun keuntungan merupakan hak, tetapi penggunaannya harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitar. Jadi etika bisnis yang didambakan bagi para pelaku usaha tidak akan dipraktikkan dengan sendirinya oleh kalangan dunia usaha tanpa adanya “aturan main” yang jelas bagi dunia usaha itu sendiri.
Jika tidak menjalankan etika bisnis, taruhannya adalah reputasi dan kepercayaan, sedangkan dalam berbisnis kedua hal tersebut merupakan faktor utama. Hal ini sejalan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat menjaga kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Karena Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada profitabilitasnya saja, tapi juga memperhatikan kepentingan stakeholder-nya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal, keberadaan mereka merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi.
Memahami teori etika pada dasarnya berguna untuk merumuskan dan mengambil nilai-nilai kebenaran, yang oleh individu ataupun masyarakat menjadi dasar bertindak. Tetapi, di sisi lain, pemahaman terhadap etika bisa juga berfungsi untuk menggeledah nilai-nilai kebenaran yang selama ini dianggap sudah mapan. Apapun fungsinya yang diambil, pastilah akan menemukan kenyataan bahwa nilai-nilai kebenaran itu ternyata beragam. Oleh karena itu maka manusia diharapkan dapat bijaksana dalam menerapkan ragam kebenaran secara profesional.
Sehingga dalam dunia bisnis, otonomi, aspek kebebasan dan tanggung jawab menjadi titik pangkal dan landasan operasi bagi bisnis. Hal tersebut tentunya dilakukan prakteknya menggunakan etika dalam berbisnis sebagaimana mestinya, karena semua itu berhubungan dengan manusia baik secara individual maupun kelompok dalam hal ini terjadi interaksi antar manusia dalam berbisnis.
Atas dasar itu, etika dan tanggung jawab sosial sudah menjadi bagian dari proses perencanaan strategis perusahaan. Bahkan beberapa perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai Code of Conduct dan juga sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua karyawan.
Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :
a. Fairness (keadilan)
Keadilan adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya. Dalam hal ini ditekankan agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh orang dalam.
b. Transparency (keterbukaan)
Transparasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan. Pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan waktu maupun akurasinya (keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan, keadilan, kualitas, standarisasi, efisiesi waktu dan biaya). Dengan transparasi pihak-pihak yang terkait akan dapat melihat dan memehami bagaimana suatu perusahaan dikelolah.
c. Accauntability (akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas sesuai wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan termasuk pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan dengan tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat mengembangkan komite audit dan resiko yang mengandung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris, mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi internal audit sebai mitra bisnis strategik berdasarkan best parctice bukan sekedar audit.



sumber : http://pusham.uii.ac.id/upl/article/id_ridwan.pdf
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5308221231.pdf

Sabtu, 08 Oktober 2011

MAKNA POKOK DARI ETIKA BISNIS

Menurut Bertens, Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh manusia, dan kegiatan bisnis merupakan salah satu kegiatan manusia. Bisnis memang seharusnya dinilai dari sudut pandang moral, sama seperti semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia lain juga dinilai dari sudut pandang moral.
Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Artinya prinsip-prinsip etika bisnis tersebut sangat erat kaitanya dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Menurut sonny Keraf terdapat lima prinsip etika bisnis, yaitu :
1. Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukannya. Pelaku bisnis yang otonomi berati orang yang tahu dan sadar sepenuhnya mengenai keputusan dan tindakan yang telah diambilnya akan sesuai atau bertentangan dengan nilai atau norma moral tertentu. Sesorang yang bertindak secara otonomi berati ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik, karena hanya seseorang yang memiliki kebebasan yang bisa dituntut untuk bertindak etis sesuai dengan nilai moral tertentu. Hal ini sama berlaku pula dalam bisnis, jadi pelaku bisnis yang atonomi adalah orang yang tahu dan sadar akan tindakanaya, bebas dalam melakukan tindakanya, tetapi juga sekaligus juga bertanggung jawab atas tindakanya. Ketiga unsur ini sangat penting dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainya. Prinsip otonomi ini pada akhirnya memungkinkan inovasi, mendorang kreativitas serta meningkatkan peoduktivitas.

2. Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran sangat relevan dan mutlak sangat diperlukan dalam dunia bisnis. Kejujuran merupakan kunci keberhasilan para pelaku bisnis untuk mempertahankan bisnisnya dalam jangka panjang dalam dunia bisnis yang pesaingnya sangat ketat. Ada tiga alasan mengapa prinsip kejujuran sangat relevan dalam dunia bisnis, Alasan yang pertama adalah kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian, dalam menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak selanjutnya. Alasan yang kedua adalah kejujuran relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding karena kepercayaan konsumen adalah hal pokok bagi pengusaha. Alsan yang ketiga adalah kejujuran juga releven dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan bisa bertahan jika hubungan dalam perusahaan tidak dilandasi oleh prinsip kejujuran. Ketiga alasan tersebut menunjukan dengan jelas bahwa prinsip kejujuran adalah prinsip yang sangat penting.

3. Prinsip keadilan
Prinsip keadilanmenuntut agar setiap orang diperlakukan sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Dasr dari prinsip ini adalah penghargaan atas harkat dan martabat manusia beserta hak-hak yang melekat pada manusia.

4. Prinsip saling menguntungkan
Prinsip keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentinganya, maka prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntugkan satu sama lain. Tujuan utama dari prinsip bisnis adalah untuk memperoleh keuntungan. Dengan kata lain, prinsip saling menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut.

5. Prinsip integeritas moral
Prinsip integeritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dari diri pelaku bisnis agar bisa menjalani bisnis dengan menjaga nama baik dan nama baik perusahaanya. Dalam kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan perusahaanya untuk berbisnis sedemikian rupa agar adapat menjadi yang paling unggul dan dapat dipercaya. Dengan kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan.

Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126015-RB06P31e-Etika%20bisnis-Literatur.pdf

Minggu, 17 April 2011

CV. Pribadi


CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Ø  Nama lengkap                    : Lailis Ulumiyah
Ø  Jenis kelamin                      : Perempuan
Ø  Tempat tanggal  lahir          : Pekalongan, 15 Februari 1990
Ø  Kewarganegaraan              : Indonesia
Ø  Status                                : Belum Menikah
Ø  Tinggi, berat badan             :165 cm,  60 kg
Ø  Kesehatan                         : Sangat baik
Ø  Agama                              : Islam
Ø  Golongan darah                 : A
Ø  Alamat lengkap                 : Jl. Raya Sawangan Kampung Parung Bingung Rt 02/09 No.  14    Sawangan-Depok (16434)
Ø  Telepon,HP                      :021- 90758187/ 087777752618
Ø  Email                               : lailis.ulumiyah5@gmail.com

Pendidikan Formal
Ø  2006-2008            MA AL-Hamidiyah Depok (Jurusan IPS)
Ø  2008-Sekarang     Universitas Gunadarma Depok, Fakultas Ekonomi Manajeman

Kemampuan
Ø  Dapat berkomunikasi dengan baik
Ø  Mampu mengoperasikan computer Ms. Office ( Ms.Word, Ms.Excel, Ms.Power Point)
Ø  Akuntansi dan Administrasi


Seminar  dan Workshop

Ø  2009   Seminar  Spirit & Motivation (Sertifikat)
Ø  2010    Seminar  Certificate Of Participation (Sertifikat)
Ø  2010    Seminar UKM” Potensi Agribisnis,Prospek & Kemudahaan Budidaya Lele Sangkuriang”  (Sertifikat)
Ø  2010     The Secret Of Success behind The  Music Industry (Sertifikat)
Ø  2010     Seminar Pajak “  Is It right to Collect Tax From Anything?”(Sertifikat)
Ø  2009     Workshop Decision to Become an Entrepreneur di Universitas Gunadarma

Kamis, 14 April 2011

SOUL’S TREASURE

A friend is a Treasure
A friend is someone we trurn to,
When our spirits need a lift.
A friend is someone we treasure.
For our friendship is a gift.
A friend is someone who fills our lives,
With beauty, joy and grace.
And make the world we live in,
a batter and happier place

Sumber : http://www.wayantulus.com/kumpulan-puisi-persahabatan-dalam-bahasa-inggris

TRUE FRIEND

Friend gives you smile
But true friend gives you happiness
Friends will lie about you
But true friend won’t tell you weakness
Friend knives you back
But true friends will slong your face
Thousands friends come when you’re happy
But only true friend comes when you cry
Friend comes when he needs you
But true freind comes when you need him
Frined laeves when everybody does
But true friend comes when everybody leaves
Friend comes and leaves
But true friend is yours forever

Sumber : http://www.wayantulus.com/kumpulan-puisi-persahabatan-dalam-bahasa-inggris

Kamis, 07 April 2011

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG CURRICULUM VITAE


Format curriculum vitae (CV) sangat penting untuk diketahui karena ini menjadi dasar/kerangka penulisan CV dan surat lamaran kerja yang efektif. Pada intinya ada 2 format CV, yakni CV kronologis dan CV fungsional. Ada pula penulisan CV yang menggunakan kombinasi dari CV kronologis dan CV fungsional. Format CV lainnya adalah CV Alternatif yang biasanya digunakan oleh mereka yang bergelut di bidang seni.
Masing-masing format memiliki kelebihan dan kekurangan. Pilihan format CV yang akan digunakan sangat tergantung pada pengalaman kerja, prestasi, pekerjaan yang diingini, dan beberapa faktor lainnya.
CV kronologis menekankan pada urutan masa bekerja. Penulisan riwayat kerja menggunakan susunan kronologi terbalik, yakni diawali dengan pekerjaan yang paling terakhir dijalani, kemudian mundur ke pengalaman kerja sebelumnya. Judul posisi/jabatan, nama perusahaan/kantor dan tahun bekerja dicantumkan sebagai sub-judul. Kemudian di bawahnya, diberi keterangan mengenai tugas-tugas yang dijalankan di perusahaan/kantor tersebut.
Pengembangan dari CV kronologis adalah CV performa, yakni yang dalam susunannya mencantumkan prestasi-prestasi yang pernah dicapai. CV kronologis dan performa sebaiknya digunakan oleh mereka yang ingin menekuni sektor pekerjaan yang sama, dan memiliki riwayat kerja yang konstan atau tidak banyak jeda/waktu kosong antar masa kerja.
Kedua format CV ini banyak digunakan karena format ini memuat informasi yang dikehendaki pihak pemberi kerja, seperti masa kerja. Selain itu, format ini lebih banyak dikenal orang karena pembuatannya yang mudah dan tidak terlalu membutuhkan strategi dan kreativitas sebagaimana format CV lainnya.
Karena di dalam CV kronologis dan performa dicantumkan tahun bekerja, hal ini bisa menonjolkan pengalaman bekerja di sebuah sektor pekerjaan. Hasilnya dapat menciptakan citra diri yang positif jika menunjukkan adanya peningkatan dari satu posisi ke posisi lainnya. Sebaliknya, CV kronologis dan performa bisa merugikan, terutama bagi mereka yang memiliki banyak jeda antar masa kerja yang mungkin disebabkan karena mengganggur, PHK, wirausaha, sakit, melahirkan dan membesarkan anak, dan lain-lain. Sebab dalam beberapa detik saja petugas penyeleksi/HRD langsung bisa melihat masa kerja yang pendek dalam CV, dan hal ini kerap membuat orang gagal seleksi dan tidak mendapat panggilan interview.
Format CV kronologis dan performa juga kurang menguntungkan mereka yang tidak memiliki banyak prestasi atau prestasi yang diraih tidak berhubungan dengan sektor pekerjaan yang ingin dilakukan, serta bagi mereka yang mempunyai judul posisi/jabatan yang sama terus-menerus meski sudah pindah ke berbagai perusahaan/kantor. Hal ini memberi kesan tidak adanya peningkatan kapasitas atau pengalaman kerja yang sangat sempit dan terbatas.
Sumber : http://griyagawe.com/2008/11/02/lebih-jauh-tentang-format-cv/

Sabtu, 26 Maret 2011

GAJAH MADA


Judul Karya Resensi
Judul                     : Gajah Mada
Jenis                      : Fiksi
Penulis                  : Langit Kresna Hariadi
Penerbit               : Tiga Serangkai
Tebal                     : 582 halaman (tidak termasuk cover dan kata pengantar)

Novel fiksi sejarah yang mendobrak dunia sastra ini sangat memukau. Bagaimana tidak, dengan munculnya buku ini berbagai novel sejarah mulai bermunculan. Novel yang akan membuat anda tertipu dan bertanya-tanya apakan ini benar terjadi ataukah hanya karangan semata. Pelumuran studi dan literature yang membahas tentang buku ini menjadi ciri khas dan kekuatannya sekaligus.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Gajah Mada dengan pasukan bayangkara yang hendak menyelamatkan raja dari pemberontakan Rakrian Dharmaputra Winehsuka yang dipimpin oleh Ra Kuti. Intrik politik serta adu kekuatan taktik dan strategi mewarnai perjalanan Gajah Mada dan pasukannya, mulai dari perang tanding, perang terbuka (Garuda Layang, Cakrayubha, Supit Urang atau Perang Brubuh) bahkan kekuatan telik sandi digambarkan secara lugas dalam buku ini sampai dengan istilah-istilah ketentaraan pada zaman Majapahit -pun digambarkan dengan jelas dan gamblang.
Hampir tanpa celah kesalahan dalam novel ini kecuali beberapa penggunaan istilah-istilah zaman dahulu yang kurang mengena maknanya apabila digunakan dalam hal-hal tertentu, juga sangat terlihat dibeberapa istilah penulis sepertinya ragu akan arti dari istilah tersebut. Akan tetapi semua hal itu tidaklah mempengaruhi esensi dan alur cerita yang ada. Anda wajib menjadikan buku ini sebagai bahan bacaan dan koleksi karena buku ini dapat membuat imajinasi anda lebih berkembang dan tentunya menikmati ketegangan yang ada dalam cerita tersebut, sebab anda tidak hanya membaca tapi anda akan dibawa menjadi lakon dan pelaku dalam cerita tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/

Minggu, 20 Maret 2011

PENGERTIAN RESENSI, TIMBANGAN PUSTAKA, DAN TIMBANGAN BUKU

Saryono (1997:56) menjelaskan Pengertian Resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.

Timbangan pustaka adalah menimbang atau menilai hasil-hasil penelitian yang telah Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, Perbedaan karangan ragam standart dan non standart. Resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku secara tertulis yang mengemukakan pendapat seseorang tentang baik buruknya buku ditinjau dari berbagai sudut. Resensi dapat dilakukan oleh siapa saja.

Timbangan buku sama dengan kritik buku yaitu pertimbangan atau pendapat tentang baik buruk sebuah karya yang dapat di sampaikan secara tertulis maupun lisan oleh siapa saja. Bedah buku adalah pembicaraan mengenai buku dengan melibatkan beberapa orang atau forum untuk berdiskusi, ada tokoh atau bahkan pengarangnya sendiri ikut terlibat. Pendapat atau penilaian tentang buku yang dibedah dapat disimpulkan lebih obyektif karena berdasarkan pendapat umum.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/

http://winarti135.blogspot.com/

Sabtu, 12 Maret 2011

Indirect Speech

Indirect Speech adalah kalimat tak langsung, yaitu kalimat yang dikatakan olehh orang lain (mungkin di tempat dan waktu yang berbeda) berdasarkan apa yang dikatakan langsung oleh penutur pertama. “Indirect Speech” disebut juga reported speech atau quoted speech.

1. Dalam indirect speech, “the past continuous tense” yang digunakan dengan when clause tidak mengalami perubahan.
2. Dalam British English, penulisan tanda kutip menggunakan tanda kutip satu (‘ ‘), sedangkan dalam American English, penulisannya menggunakan tanda kutip dua (“ “).
3. ‘should’ yang digunakan dengan I dan We (British) mempunyai arti akan bukan sebaliknya.
‘should’ berubah menjadi would dalam indirect speech.
Contoh:
He said that he would be happya) He said, ‘ I should be happy.’
b) He said, ‘I shall be happy.’ He said that he would be happy

4. Untuk suatu pernyataan yang benar secara universal. Kita dapat menggunakan the simple
present tense da dalam noun clause.
Contoh:
a) He said that the sun rises in the east.
b) He said that the sun rose in the east.

5. Jika introductory verb atau kata kerja dalam klausa utama dalam bentuk the simple present,
the present perfect atau the dimple future tense, maka dalam indirect speech tidak mengalami perubahan.
Contoh:
a) He says that he is trying to work carefully.
b) She has said that she will never be late again
Sumber : http://englishcreation.blogspot.com/2009/06/indirect-speech.html

Sabtu, 19 Februari 2011

Pengaruh Antara Perdagangan di Tingkat Asia Terhadap Lulusan Sarjana Ekonomi

Menurut saya, perdagangan sangat erat kaitanya dengan ekonomi karena dalam perdagangan yang dicari adalah laba dan suatu perusahaan selalu ingin memaksimalkan laba dan meminimumkan pengeluaran oleh karena itu di butuhkan seorang yang ahli dalam bidang ekonomi.
Dengan adanya lulusan sarjana ekonomi sangat berpengaruh terhadap perdagan karena mereka tidak hanya dibekali dengan ilmu-ilmu ekonomi tetapi mereka juga dibekali dengan skill agar dapat membuat suatu usaha sediri.
Banyak sekali lulusan sarjana ekonomi yang menjadi pengusaha muda dan menjadi inspirasi bagi banyak orang sehingga dapat berpengaruh terhadap perdagangan di tingkat asia.

Adverbial Clause

Adverbial Clause adalah Clause (anak kalimat) yang berfungsi sebagai Adverb, yakni menerangkan kata kerja.
Adverbial Clause biasanya diklasifikasikan berdasarkan "arti/maksud" dari Conjunction (kata penghubung yang mendahuluinya).
Jenis-jenis Adverbial Clause antara lain:

1. Clause of Time
Clause yang menunjukkan waktu. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction (kata penghubung) seperti after, before, no sooner, while, as, dll.
Contoh:
•Shut the door before you go out.
•You may begin when(ever) you are ready.
•While he was walking home, he saw an accident.
•By the time I arrive, Alex will have left.
•No sooner had she entered than he gave an order.

2. Clause of Place
Clause yang menunjukkan tempat. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction seperti where, nowhere, anywhere, wherever, dll.
Contoh:
•They sat down wherever they could find empty seats
•The guard stood where he was positioned.
•Where there is a will, there is a way.
•Where there is poverty, there we find discontent and unrest.
•Go where you like.

3. Clause of Contrast (or Concession)
Clause yang menunjukkan adanya pertentangan antara dua kejadian atau peristiwa yang saling berhubungan. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction (kata penghubung) seperti although, though, even though, whereas, even if, in spite of, as the time, dll.
Contoh:
•As the time you were sleeping, we were working hard.
•Mary wanted to stop, whereas I wanted to go on.
•Although it is late, we'll stay a little longer.
•He is very friendly, even if he is a clever student.

4. Clause of Manner
Clause yang menunjukkan cars bagaimana suatu pekerjaan dilakukan atau peristiwa terjadi. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunction (kata penghubung) seperti as, how, like, in that, dll.
Contoh:
•He did as I told him.
•You may finish it how you like.
•They may beat us again, like they did in 1978.

5. Clause of Purpose and Result
Clause yang menunjukkan hubungan maksud/tujuan dan hasil. Biasanya dibuat dengan menggunakan kata penghubung seperti (in order) that, so that, in the hope that, to the end that, lest, in case, dll.
Contoh:
•They went to the movie early (in order) to find the best seats.
•She bought a book so (that) she could learn English
•He is saving his money so that he may take a long vacation.
•I am working night and day in the hope that I can finish this book soon.

6. Clause of Cause and Effect
Clause yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat. Ada beberapa pola membentuk Clause jenis ini. Perhatikan baik-baik.
Contoh:
•Ryan ran so fast that he broke the previous speed record.
•It was so cold yesterday that I didn't want to swim.
•The soup tastes so good that everyone will ask for more.
•The student had behaved so badly that he was dismissed from the class.
Contoh:
• The Smiths had so many children that they formed their own baseball team.
• I had so few job offers that it wasn't difficult to select one.
Contoh:
• He has invested so much money in the project that he cannot abandon it now.
• The grass received so little water that it turned brown in the heat.
Contoh:
• It was such a hot day that we decided to stay indoors. ATAU It was so hot a day that we decided to stay indoors.
• It was such an interesting book that he couldn't put it down. ATAU It was so interesting a book that he couldn't put it down.
Contoh:
• She has such exceptional abilities that everyone is jealous of her.
• They are such beautiful pictures that everybody will want one.
• Perry has had such bad luck that he's decided not to gamble.
• This is such difficult homework that I will never finish it.

Di samping itu, untuk mengungkapkan hubungan cause and effect (sebab dan akibat) dapat digunakan pola lain, yaitu:

a. Menggunakan Preposition (kata depan) seperti because of, due to, due to the fact that, dll
Contoh:
•Because of the cold weather, we stayed home. (=We stayed home because of the cold weather)
•Due to the cold weather, we stayed home. (=We stayed home due to the cold weather)
•Due to the fact that the weather was cold, we stayed home. (=We stayed home due to the fact that the weather was cold)

b.Menggunakan kata penghubung (conjunction) seperti because, since, now, that, as, as long as, inasmuch as
Contoh:
•Because he was sleepy, he went to bed.
•Since he's not interested in classical music, he decided not to go to the concert.
•As she had nothing in particular to do, she called up a friend and asked her if she wanted to take in a movie.
•Inasmuch as the two government leaders could not reach an agreement, the possibilities for peace are still remote.

c.Menggunakan transition words seperti therefore, consequently.
Contoh:
•Alex failed the test because he didn't study.
•Alex didn't study. Therefore, he failed the test.
•Alex didn't study. Consequently, he failed the test.

7. Clause of Condition
Clause yang menunjukkan adanya persyaratan antara dua kejadian (peristiwa) yang berhubungan. Biasanya dibuat dengan menggunakan conjunctions seperti if, even if, unless, in the even that, or in even that, in case, provided (that), providing (that), on condition that, if only, suppose (that), supposing (that), dll.
Contoh:
•If I see him, I will invite him to the party tomorrow.
•She would forgive her husband everything, if only he would come back to her.
•Suppose (that) your house burns down, do you have enough insurance to cover such a loss.
•In case a robbery occurs in the hotel, the management must be notified at once.
•The company will agree to arbitration on condition (that) the strike is called off at once.
•We should be able to do the job for you quickly, provided (that) you give us all the necessary information.

Sumber : http://ismailmidi.com/berita-89-adverb-clause.html

Kamis, 17 Februari 2011

Perbedaan Karangan Ilmiah, non Ilmiah dan Semi Ilmiah

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
karangan ilmiah
“ suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuanya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjuan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya atau keilmiahannya” Eko, Susililo, M.( 1995 : 11)
Tujuan karangan ilmiah, antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran, menyampaikan sanggahan, serta membuktikan hipotesa.

Jenis karangan ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.
Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri, antara lain:

1.Kejelasan.
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
2.Kelogisan.
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3.Kelugasan.
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4.Keobjektifan
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5.Keseksamaan
Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6.Kesistematisan
Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
7.Ketuntasan.
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

Karangan non ilmiah

Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

Karangan semi ilmiah

Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.


Sumber : it-kosongsatu.com/download/Bahasa%20kel%205.doc
http://amatirs.blogspot.com/2010/04/perbedaan-karangan-non-ilmiah-semi.html

Rabu, 12 Januari 2011

Memahami Model Prilaku Konsumen

Model perilaku konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik konsumen itu sendiri. Terdapat beberapa rangsangan perusahaan yang mampu mendorong konsumen untuk melakukan suatu pembelian. Hal ini tentu menjadi salah satu strategi “perang” yang harus dikuasai oleh perusahaan yang ingin menguasai pasar.
Secara garis besar, model perilaku konsumen menurut Kotler dapat digambarkan melalui lima variabel penting yang meliputi, rangsangan perusahaan, rangsangan lain, karakteristik pembeli, proses keputusan membeli, dan keputusan pembeli. Semua variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian.
1. Rangsangan Pemasaran
Rangsangan pemasaran sepenuhnya dipengaruhi oleh usaha perusahaan dalam menarik minat beli konsumen. Dalam hal ini, perusahaan bisa melakukan rangsangan kepada konsumen melalui beberapa kegiatan, seperti memperkenalkan keunggulan produk yang akan dijual, memberikan diskon atau potongan harga terhadap produknya tersebut, memilih tempat atau lokasi penjualan yang cocok, serta melakukan berbagai langkah promosi melalui iklan atau semacamnya.
2. Rangsangan Lain
Rangsangan lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk, di antaranya adalah situasi ekonomi, perkembangan teknologi, pengaruh politik, dan pengaruh budaya (luar) yang dirasakan oleh konsumen secara langsung.
Jika situasai ekonomi yang tengah dialami konsumen berbanding lurus dengan ketiga faktor lainnya, bukan mustahil keputusan pembelian akan segera diambil. Begitu pula, sebaliknya. Jika situasinya berbanding terbalik, jangan harap akan muncul keputusan pembelian dari konsumen.
3. Karakteristik Pembeli
Variabel terpenting dari model perilaku konsumen adalah karakteristik pembeli itu sendiri. Karakteristik itu meliputi, faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Faktor budaya ini nantinya akan melahirkan kelas sosial tertentu dalam pembelian produk, yaitu kelas sosial golongan atas, kelas sosial golongan menengah, dan kelas sosial golongan rendah.
Sementara itu, faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi kelompok acuan, keluarga, dan peran serta status si konsumen itu dalam masyarakat. Faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi umur, pekerjaan, kondisi ekonomi, dan gaya hidup si konsumen. Faktor psikologis, meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan serta sikap si konsumen terhadap produk yang akan dibeli.
4. Proses Keputusan Membeli
Proses keputusan membeli ini didapat setelah si konsumen melakukan tahap pengenalan terhadap suatu produk, pencarian informasi lain, evaluasi keunggulan dan kelemahan produk, sampai terciptanya keputusan pembelian dan keputusan pascapembelian. Jika semua tahapan ini bernilai positif, pemakaian terhadap suatu produk akan berlangsung secara kontinyu.
5. Keputusan Pembeli
Variabel terakhir dari model perilaku konsumen adalah keputusan pembeli. Dalam hal ini, keputusan pembeli akan menghadirkan suatu keputusan terbaik menyangkut pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah produk yang akan dibeli.
Itulah model perilaku konsumen menurut Kotler yang dapat dianut dan dikembangkan oleh para pengusaha sebagai alat untuk menggapai tujuan pemasaran.
Sumber http://www.anneahira.com/model-perilaku-konsumen.htm

Jadilah Konsumen Cerdas

TELITI sebelum membeli, waspada sebelum terpedaya. Itulah pesan yang disampaikan Yayasan Bina Konsumen Bandung lewat iklan layanan masyarakatnya. Dalam leaflet yang disebarkannya, yayasan ini mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dan kritis.Konsumen yang cerdas dan kritis adalah konsumen yang mengerti hak dan tanggung jawabnya pada saat hubungan jual beli. Hak konsumen adalah mengetahui dengan pasti dan jaminan aman dari setiap barang yang dibelinya. Caranya adalah dengan memeriksa dengan cermat setiap barang yang akan dibelinya.Sementara dari pihak produsen selaku penyedia barang yang akan diperjual belikan, harus memberikan informasi yang jelas pula. Semakin jelas informasi yang diberikan produsen yang mengeluarkan barang tersebut, kian memungkinkan produsen tersebut menerima pengaduan bila terjadi satu dan lain hal setelah transaksi dilakukan. Untuk pembelian makanan kemasan yang diobral, masyarakat harus memperhatikan dengan cermat label kemasan barang yang akan dibelinya. Dalam label kemasan itu dicantumkan nomor dan kode produksi dengan cap SNI (Standar Nasional Indonesia), mencantumkan pula tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa, termasuk mencantumkan bahan dan kandungan yang digunakan. Hal sama berlaku bagi kosmetik dalam kemasan. Hanya saja dalam mencantumkan huruf kode produksi ada perbedaan menonjol. Kode produksi untuk makanan memakai inisial huruf MD (Makanan Dalam) negeri dan ML (Makanan Luar) negeri. Sementara untuk kode produksi peralatan kosmetik dengan inisial CD (Cosmetic Dalam) negeri dan CL (Cosmetic luar) negeri.Untuk memastikan bahwa diskon yang diberikan adalah diskon murni dan bukan diskon yang sudah dinaikkan harganya lebih dahulu, tidak ada salahnya para pembelanja bertanya kepada SPG, sehingga informasi lebih terperinci.Begitu pula untuk pembelian sepatu atau barang-barang yang harus dicoba dulu, pastikan untuk mendapat jaminan penukaran bila temya-ta ada satu dan lain hal setelah dibeli. Hak pembeli adalah bertanya dan hak penjual adalah memberikan informasi dengan lengkap dan jujur tentang barang yang diperjualbelikannya.
Jika Anda sedang merancang akan belanja pada akhir tahun ini dan mengejar diskon besar-besarannya, idealnya gunakan uang tunai. Dengan demikian, pembelajaan tetap terkendali. Kalaupun ingin menggunakan kartu kredit, pastikan pembayarannya sebelum jatuh tempo. Atau gunakan kartu kredit hanya untuk mengejar fasilitas-fasilitas yang diberikan bank pengeluar kartu kredit tersebut (Eriyanti/"PR")***
Sumber http://bataviase.co.id/detailberita-10398352.html